Rabu, 24 Juli 2013

Hukum Masuk Rumah Orang Lain Tanpa Izin

Hukum Masuk Rumah Orang Lain Tanpa Izin


Apakah ada Larangan hukum memasuki rumah orang lain tanpa izin, dan bagaimana juga dengan orang atau tetangga yang kita titipkan kunci rumah kita, ketika kita sedang pergi, lantas orang atau tetangga tersebut masuk kerumah kita tanpa izin dari kita, Ok sobat silahkan di baca berikut ini.


Allah SWT Berfirman : 
" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat " ( O.S AN-NUUR AYAT 27 )


Tentunya Lebih Dulu kita harus pahami, pada saat seseorang menitipkan kunci tersebut otomatis ada Pemberitahuan awal antara yang menitip kunci dengan yang menerima, Penerima titipan kunci tersebut boleh masuk kerumah orang yang menitipkan kunci itu apabila ada hal-hal yang mungkin bisa membahayakan rumah sipenitip, Umumnya begitu. Namun walaupun tidak ada pemberitahuan awal seperti itu yang kemungkinan akibat sipenitip kunci lupa karena terburu-buru harus pergi. Apabila terjadi hal-hal seperti adanya asap yang mungkin ada sesuatu yang terbakar didalam rumah sipenitip kunci tersebut, maka walaupun tanpa izin, sipenerima titipan kunci boleh masuk kerumah tersebut tanpa izin. Nah persoalannya bagaimana dengan seseorang yang kita titipkan kunci rumah kita ketika kita hendak pergi, kemudian si penerima titipan masuk rumah kita tanpa izin, dan masuk rumah kita tersebut dengan maksud selain dari kejadian-kejadian yang membahayakan rumah kita dan pemberitahuan yang telah kita perbolehkan sebelumnya.

Ini berarti jika si pemegang kunci memasuki rumah tersebut dengan maksud selain yang telah diperbolehkan oleh si pemiliki rumah, maka orang tersebut (pemegang kunci) dapat dijerat dengan Pasal 167 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”):

“Barang siapa memaksa masuk ke dalam rumah, ruangan atau pekarangan tertutup yang dipakai orang lain dengan melawan hukum atau berada di situ dengan melawan hukum, dan atas permintaan yang berhak atau suruhannya tidak pergi dengan segera, diancam dengan pidana penjara paling lima sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”


R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, menjelaskan bahwa kejahatan yang dimaksud dalam pasal ini biasanya disebut “huisvredebreuk” yang berarti pelanggaran hak kebebasan rumah tangga.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa perbuatan yang diancam hukuman dalam pasal ini adalah:
1. Dengan melawan hak masuk dengan paksa ke dalam rumah, ruangan tertutup, dan sebagainya; 
2. Dengan melawan hak berada di rumah, ruangan tertutup, dan sebagainya, tidak dengan segera pergi dari tempat itu atas permintaan orang yang berhak atau atas nama orang yang berhak.

R. Soesilo mengatakan “masuk begitu saja” belum berarti “masuk dengan paksa”. Yang artinya “masuk dengan paksa” ialah “masuk dengan melawan kehendak yang dinyatakan lebih dahulu dari orang yang berhak”.

Pernyataan kehendak ini bisa terjadi dengan jalan rupa-rupa, misalnya: dengan perkataan, dengan perbuatan, dengan tanda tulisan “dilarang masuk” atau tanda-tanda lain yang sama artinya dan dapat dimengerti oleh orang di daerah itu. Pintu pagar atau pintu rumah yang hanya ditutup begitu saja itu belum berarti bahwa orang tidak boleh masuk. Apabila pintu itu “dikunci” dengan kunci atau alat pengunci lain atau ditempel dengan tulisan “dilarang masuk”, maka barulah berarti bahwa orang tidak boleh masuk di tempat tersebut. Seorang penagih utang, penjual sayuran, pengemis dan lain-lain yang masuk ke dalam pekarangan atau rumah orang yang tidak memakai tanda “dilarang masuk” atau pintu yang dikunci itu belum berarti “masuk dengan paksa”, dan tidak dapat dihukum. Akan tetapi jika kemudian orang yang berhak lalu menuntut supaya mereka itu pergi, mereka harus segera meninggalkan tempat tersebut. Jika tuntutan itu diulangi sampai tiga kali tidak pula diindahkan, maka mereka itu sudah dapat dihukum.

Jadi jika kehendak awal dari si pemilik rumah adalah memperbolehkan si pemegang kunci masuk jika terjadi sesuatu dan tidak ada orang di rumah, maka selain dari hal tersebut, si pemegang kunci tidak berhak untuk masuk ke dalam rumah itu.




Kesimpulannya :
Dalam Islam maupun dalam Hukum Positif negara kita, Kita tidak boleh masuk kerumah orang lain tanpa izin dari pemilik rumah, kecuali sudah ada pemberitahuan sebelumnya tentang bolehnya kita untuk bisa masuk, dan tentunya juga selain dari musibah yang tiba-tiba terjadi.

Dasar Hukum:

Al-Quran Surah An-Nuur Ayat 27
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
 

Referensi: 
R. Soesilo. 1991. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal. Politeia – Bogor.



Demikian Sodara semoga bermanfaat. dan terimakasih atas kunjungan sodara semua.

Wassalam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar